Thursday, December 31, 2015

Pelangi batas asa

Semerbak wewangian meronta
Menerpa wajah kering kerontang
Bagaikan sebuah fatamorgana
Melingkupi segenap jiwa mati
Terhalang diantara kabut menerpa
Mati dan sepi...
Sedih...
Pilu..
Hanyalah bertemakan sunyi dalam halilintar kesiangan
Seakan musnah akan menghampiri
Menjatuhkan seluruh isi bumi nestapa
Semua hampa

Tuesday, November 24, 2015

Senandung malam

Semerbak wangi kesepian
Bertaburan diantara sisi senja
Bertahtahkan amarah sejati
Menyisakan Senandung lirih tak berkesudahan
Temaramnya kelam tak kuasa ku hela sekujur tubuhku hancur diterpa badai abadi
Hanyalah kepalsuan menghampiri raga
Aku menangis pilu menatap cahya palsu disana
Yang semakin menjauh dari pandangan mata
Aku jatuh
Ditimpakan kemalangan tiada tara
Aku hilang
Tak berbekas ditipu gelap

Monday, August 10, 2015

Kecewa

Berkelana di penghujung senja
Meronta bagaikan fatamorgana kesusahan
Tak bergeming walau amarah melanda
Sesaat nyawa bagaikan sebuah  ilusi
Temaram abadi menari diantara riak ombak yang berpacu bagai melodi
Senantiasa diliputi kepiluan hati
Tak bersua berdiam disudut petang
Menanti jiwaku kan memanggil merdu
Aku tak perduli

Tuesday, July 28, 2015

Pelangi senja

Tertata sebuah maha karya sang agung
Diantara pesona gemulai cahaya temaram
Membuat kilauan sinar menerpa lembut
Bercerita bersama rintik rinai sang hujan
Sejenak kalbuku menari
Meronta akan sebuah kebebasan nan abadi
Walau indah namun tak pasti jua ku bertahan

Monday, July 27, 2015

Hujan

Rintik rinaimu bertaburan kebumi
Jatuh dengan lembut seirama merdu
Menghampiri raga terbungkus secarik kain
Meringkuk dalam indahnya alunan nadamu
Beranjak pun seakan tak kuasa
Ingin rasanya kau selalu menemaniku disini
Bercerita akan nostalgia yang tlah usai dimakan waktu
Menggetarkan jiwaku yang gersang selama ini
Bagaikan sebuah alunan lagu yang menyayat nadi
Menghayati akan setiap arti irama sendumu
Membawa ku jauh ke dasar mimpi yang tak berujung
Terjebak diantara ilusi yang menikam bayu
Namun kau tak berubah dengan suara indah menghanyutkanmu yang mampu membuat hatiku terpesona
Disini ku selalu menanti setiap untaian cerita

Saturday, July 25, 2015

Sang pagi

Embun di pagi buta
Merona menebarkan aroma basah sejuk semerbak nan memukau
Menghampiri sejuta mayang keelokan
Menghaturkan rasa untuk berucap dalam kalbu akan sebuah arti kehidupan
Diantara indahnya suasana bergerak gemulai
Bias rona  sejuk menggelitik kalbuku yang terkurung dalam kebekuan hati
Serentak nadiku berdenyut merdu

Friday, July 24, 2015

Air mata

Biarkan...
Biarkan air mata kan datang
Biarkan duka menghampiri
Kan ku sambut dengan hati nan pilu
Berdiri tegak menantang gelora
Bertemakan kesepian dalam amarah
Kan ku hela sang bayu
Yang datang membawa warna segar
Tak lagi ku ingin bercerita
Diantara gelap ataupun temaramnya hati
Betapa hatiku takkan pilu
Ketika ku genggam sebuah asa
Ternyata dia kering menyentuh ujung jariku
Menorehkan seribu sesal tak berujung
Seakan ku tak pantas menghampiri bahagianya duniaku
Dan kini
Diantara bebatuan yang angkuh nan tangguh
Disini aku berdiam diri dan akan menguburku bersama cerita yang usang dan usai

Wednesday, July 15, 2015

Senja

Lihatlah...
Ketika  senja disana terbakar oleh cahaya
Menciptakan fatamorgana yang nyata
Seakan ingin menghentikan laju sang waktu
Bertaburan menyilaukan  pandangan mataku
Enggan jua ia beranjak
Tak ingin lekang oleh sang waktu yang abadi
Seperti meratap di tengah kegelapan malam
Tak ingin berakhir secepat itu
Tapi ternyata...
Sang cahaya pun pergi meninggalkannya
Membuat kebisuan menghampiri
Sang kegelapan pun meraihnya perlahan
Dan ia akan terkubur dalam kepalsuan

Monday, July 13, 2015

Pagi berkabut

Tak kah kau rasakan
Aroma basah menusuk hidungmu
Kesejukan alam menyelimuti ragamu
Disekujur penghuni dunia bak sutra kelembutan
Penuh pesona menghampiri
Tak kuasa ku menolaknya
Sejenak aku tersadar dari mimpiku
Melihat sekeliling dan merenungkan semua
Bagaikan fatamorgana ternyata hidupku
Berdiri tegak diantara dua ilusi yang penuh godaan
Ketika kucoba tuk melangkah semua berteriak meninggalkan langkah kakiku
Palu menghantam setiap cerita itu

Kisah di ujung senja

Bagaikan sebuah anak panah yang lepas dari busurnya
Menancapkan tajamnya jauh kedalam
Meninggalkan jejak luka yang tak terkira aduhai sakitnya
Bagaikan tak bernyawa sekujur tubuh kecilku
Diterpa angin yang elok pun tak kuasa
Memeluk dalam gelapnya hati yang duka lara
Sejenak tersadar akan pilu dan sedih hatiku berkepanjangan seperti kemarau yang gersang
Betapa hatiku tak pilu
Melihat terang meninggalkan daku
Tersudut dalam kegelapan yang penuh intrik
Tak bisa apapun jua akhirnya
Dan malam pun menelan ku perlahan

Sunday, July 12, 2015

luka

Sejenak nadiku berhenti mengalir
Meninggalkan jejak luka perih tak tertahankan
Menorehkan sejuta kisah lama yang terulang kembali
Bertaruh melawan hatiku yang hancur
Bagai sebuah siluet di tengah padang gersang
Ketika jiwaku lemah dan semakin rapuh membuat semuanya samar
Emosiku berhenti untuk berdiam diri dan mulai tertawa di sudut sepi
Melihat ku diam tak melawan takdirku
Hanya gelapnya sinar yang kan menaungi jiwa ragaku dan selalu membuat ku menjadi sebuah hati yang ragu akan sebuah arti hidup

Thursday, June 11, 2015

Matahari merah

Matahari ku bangkitlah
Tunjukkan sinar mu dan bakarlah emosi
Sehingga melebur menjadi satu dalam abu keabadian
Jangan lepaskan aku dari belenggu ini
Biarkan aku sendiri dalam silau sinar
Matahariku datang dan temani aku dalam kesepiannya hariku
Tak kuasa aku melawan ego yang bertahta di dalam raga kecilku
Matahari ku janganlah kau berhenti disini
Aku benci terkubur dalam gelap dunia namun tak kuasa beranjak walau sesaat
Hanya berteman dusta akhirnya hidupku
Terkurung dalam dilema yang berkepanjangan

Sunday, June 7, 2015

melati putih

Tersenyumlah kini kau
Tersenyum diantara bebatuan yang menghimpit
Menorehkan seribu tanya yang tiada terkira
Bagaikan raya disilaukan cahya
Keelokan ragamu meliuk-liuk mengikuti iramanya sang bayu
Yang datang menghampiri dan membuatmu menari bersama pagi yang menjelang

Wednesday, June 3, 2015

bidadari surga

Bersemedi ragamu dalam kepedihan
Mencari ketenangan asa yang kau harapkan
Bersembunyi diantara karang dan kerikil tajam mengiris kalbu
Seakan kau kan punah sesaat lagi
Tak kuasa serbuan jiwa yang ingin mencabik mu
Mengerang mengejar sehinggga kau pun tak sanggup menghalau dan menghadangnya
Hanyalah sebait doa kau bisikkan lembut
Menatap mata nanar mengetarkan raga keriputmu
Tak ingin kau berpaling walau sedetik pun
Bersama alunan nada sang bayu yang datang menghampiri dan membawa aroma basah menusuk hidung
Terkekang dirimu dalam penjara tak bertuan dan takkan bisa melakukan apa yang kau mau
Seperti burung dalam sangkar yang palsu
Mata bebas tapi bukan jiwanya bukan juga raganya
Namun semua kau hadapi dengan senyuman yang indah
Seakan kaulah pemenangnya

Thursday, April 16, 2015

kelabu

Berdiri diantara cerita yang Membuat mu pilu
Tegak tak menoleh sedikitpun
Tak bersalah dia yang menusukkan dengan lembut
Terluka seorang diri tanpa teman
Bagaikan reruntuhan puing puing yang abadi nantinya
Tak kurasakan lagi indah dan bahagia
Semuanya pilu seperti tak bernyawa

mentari pagi

Semburat jingga menerpa raga
Menghela sejuta rona menggetarkan kalbu
seirama alunan lagu alam
Bergelora diantara riuh rendahnya sorakan raga
Menyempurnakan cerita sang maha cinta
Sejenak tak terlukiskan kagumku
Bagaikan cahya berpendar menggetarkan si pemilik nadi
Membuat ada menjadi kian tak terucapkan
Takkan lupa diharuskan hati yang letih tak terurai
Diantara bayang bayang seolah nyata menghantam bumi
Tak kuasa melawan kodrat
Aku terlena

Thursday, April 9, 2015

putih

Pernahkah kau lihat awan disana
Yang selalu berjarak dengan bumi
Putih bersih tak bernoda ia
Sedang hidupnya terombang-ambing  oleh bayu
Pasrahkan hidup kemana nantinya
Apakah bisa terlihat olehmu
Ditengah segala cerita indah
Yang bagaikan sepucuk kertas tak berisi tak bernoda
Akan rusak seketika
Disaat hitam mulai menari diatasnya dan memberikan sesuatu yang tak terduga tapi dia diam selalu
Pernahkah itu kan menjadi sebuah dilema yang terukir rapi
Takkan suci ia kembali selain hanya rusak dan terbuang


Monday, April 6, 2015

rindu

Kulihat bintang disana
Kecil indah nian kerlap kelipnya
Tak lelah ia menari menunjukkan pada dunia bahwa ia bahagia
Dengan penuh.hormat berbaris bagaikan mega mendung tertata abadi
Pesona memberikan berjuta harapan bagi dunia kelabuku dan menghantarkan cerita malam tentang aku dan dia disana
Takkan kulupa engkau

langit jingga

Terpesona sang bayu akan ronamu
Indah sempurna akan warnamu
Sekejap mata ku dibutakan olehmu
Takkan sanggup beranjak meninggalkannya disini
Takkan abadi jua dikau
Perlahan gelap melingkupi semuanya dan mendukungmu dalam kekejaman gelap
Tak bisa diganti menjadi lebih mudah untuk melakukan sesuatu yang tulus
Sejenak menikmati keindahan opera hidup di hadapanku
Terurai ceritanya akan mahadaya sang pencinta alam
Bersorak menerjang tak bisa dihentikan walau sesaat saja
Menghilangkan kini pujaan ku takkan ku tahu apakah dia kan kembali esok hari
Asaku terombang-ambing di antara penghuni raga
Tak bisa bercerita ditengah warnanya kini
Aku menangisi semua kebodohan yang menjadi penyesalan
Sebuah sesal tak terlupakan perih didada
Sejenak merindukan bayangin
Akankah kita bertemu di batas senja

Saturday, March 21, 2015

pemuja rahasia

dibalik raga  yang terselubung
diantara ada dan tiada cerita nyata
tersimpan berjuta rasa yng tak mampu terungkapkan
hening bersama gelapnya cahaya yang bersinar enggan
tak sanggup untuk mengembangkan payung-payung hati
bahkan bunga ditaman pun enggan mekar dibuai bayu
laksana kemilau yang palsu ditebarkan hawa gersang
tak mampu berdiri tegak diantara titian penopang
hanyalah sebuah emosi yang terucap lewat bahasa tubuh
menari seakan dia mendengar apa yang kumau
ternyata dia seperti mimpi yang terlihat nyata di depan mata
bagaikan sebuah fatamorgana
sempurna menjadi kata terakhir yang bisa ku ukir di pepohonan alam
menulis segala rasa diatas kertas putih berbentuk sebuah benda tak berwujud
apakah dia tahu apa itu cinta?
bisakah angin menyampaikan tanpa berdusta nantinya
aku tak sanggup untuk mendusta di bibir palsu lagi
tersiksa begitu sakit tak terhingga
mati pun ternyata hanyalah sebuah kata yang indah namun menyakitkan
agar hilang semua apa yang ada di akal budi ini
sejenak menjadi sebuah mimpi tak berujung

Friday, March 20, 2015

hancur

bayang itu semakin nyata
mengejar diriku ketepian mimpi dan berharap kan melumat ku diam-diam
terseok-seok ku berlari membawa tubuh kerdil tak berguna ini
bersembunyi kedalam gelapnya malam yang sekiranya mau menerimaku
tak ingin muncul lagi dihadapan cahaya yang membakar ragaku
karena aku tak bisa menyiram diriku dengan air surga lagi
aku hanyalah patung yang  tak bisa apa-apa
menerima derita dengan sekuat bumi kan menimpaku dengan pongahnya
pasrah adalah kata terakhir yang bisa kutelan
dan bayang itu selalu mengikutiku dari belakang
tak hentinya dia ingin menerkamku,menghancurkanku dengan kekuatannya
tak diberikannya aku setitik nada apapun yang mampu membuatku mati
aku hanyalah cerita tak berujung bahagia
terhalang oleh kasih alam di batinku
terperangkap didalam sebuah ilusi

tak dianggap

terlalu lama diriku terpendam dalam lara yang tak berujung
sakit tak bisa kuhalangi,hanyalah air mata yang setia bersamaku
menemaniku bersama dalam kesepian hatiku
aku sendiri namun tak mengapa
karena aku hanyalah seorang bayang ilusi
berpendar mengitari cahaya silau namun tak terbiaskan olehnya
sedih memang namun harus kutrima adanya

Saturday, January 31, 2015

gundah

ketika angin berhembus sayang
dia kan bercerita kemana dia perginya tadi
mungkin disana terselip sebuah kisah hatimu yang kini beku oleh waktu
apakah itu ada kau rasakan sayang
berjuta bintang yang bertaburan di jagad raya sana
berbaur bersama mimpimu yang entah dimana kini
menyatu dalam gelap gulitanya hati yang sempurna berbalutkan malam kelam

Sunday, January 11, 2015

putus asa

disaat semua batasan menjadi kabur dan berubah ilusi
apakah itu salah dan durhaka?
berdosakah diriku jika setiap kata tak bermakna dan usang dimakan waktu?
mengapakah harus seirama semua arahan bayu tak berpaling sedikit pun jua untuk menentang waktu
aku melawan nirwana dalam batin yang terkungkung oleh gelapnya malam
dan jikalau bintang pun enggan menari untukku tak mengapa cukuplah bayu yang menelisik telingaku
dan akan ku dengar bisikannya
biarlah aku menangis tanpa air mata lagi karena aku pun tak ingin mennyanyi lagi

sepucuk surat buat Tuhan

buatmu pencipta hatiku
menyalakan seribu nyawa terpakukan oleh hati yang tulus ikhlas
disetiap waktuku selalu memujamu senantiasa
tiada aral yang mematahkan segala semangat mudaku dalam mengarungi
dan mencari arti kehadiranmu didalam tubuhku
yang mampu mengguncang naluriku mengejar setiap asa yang kau turunkan
bergetar asa dalam pelukanku

kepadamu sang pemberi jiwa
menengadah ronaku melihat guratan tangan indahmu
tak kuasa bibirku mengucap sebait kata
diantara batas sadarnya yang seolah hilang akal
takkan pernah lagi terlihat sempurnamu selamanya
maha dahsyat
dan akhirnya hatiku pun mengucap dengan lirih
kututp semua pembicaraan kita dengan hikmad dalam keheningan