Thursday, April 16, 2015

kelabu

Berdiri diantara cerita yang Membuat mu pilu
Tegak tak menoleh sedikitpun
Tak bersalah dia yang menusukkan dengan lembut
Terluka seorang diri tanpa teman
Bagaikan reruntuhan puing puing yang abadi nantinya
Tak kurasakan lagi indah dan bahagia
Semuanya pilu seperti tak bernyawa

mentari pagi

Semburat jingga menerpa raga
Menghela sejuta rona menggetarkan kalbu
seirama alunan lagu alam
Bergelora diantara riuh rendahnya sorakan raga
Menyempurnakan cerita sang maha cinta
Sejenak tak terlukiskan kagumku
Bagaikan cahya berpendar menggetarkan si pemilik nadi
Membuat ada menjadi kian tak terucapkan
Takkan lupa diharuskan hati yang letih tak terurai
Diantara bayang bayang seolah nyata menghantam bumi
Tak kuasa melawan kodrat
Aku terlena

Thursday, April 9, 2015

putih

Pernahkah kau lihat awan disana
Yang selalu berjarak dengan bumi
Putih bersih tak bernoda ia
Sedang hidupnya terombang-ambing  oleh bayu
Pasrahkan hidup kemana nantinya
Apakah bisa terlihat olehmu
Ditengah segala cerita indah
Yang bagaikan sepucuk kertas tak berisi tak bernoda
Akan rusak seketika
Disaat hitam mulai menari diatasnya dan memberikan sesuatu yang tak terduga tapi dia diam selalu
Pernahkah itu kan menjadi sebuah dilema yang terukir rapi
Takkan suci ia kembali selain hanya rusak dan terbuang


Monday, April 6, 2015

rindu

Kulihat bintang disana
Kecil indah nian kerlap kelipnya
Tak lelah ia menari menunjukkan pada dunia bahwa ia bahagia
Dengan penuh.hormat berbaris bagaikan mega mendung tertata abadi
Pesona memberikan berjuta harapan bagi dunia kelabuku dan menghantarkan cerita malam tentang aku dan dia disana
Takkan kulupa engkau

langit jingga

Terpesona sang bayu akan ronamu
Indah sempurna akan warnamu
Sekejap mata ku dibutakan olehmu
Takkan sanggup beranjak meninggalkannya disini
Takkan abadi jua dikau
Perlahan gelap melingkupi semuanya dan mendukungmu dalam kekejaman gelap
Tak bisa diganti menjadi lebih mudah untuk melakukan sesuatu yang tulus
Sejenak menikmati keindahan opera hidup di hadapanku
Terurai ceritanya akan mahadaya sang pencinta alam
Bersorak menerjang tak bisa dihentikan walau sesaat saja
Menghilangkan kini pujaan ku takkan ku tahu apakah dia kan kembali esok hari
Asaku terombang-ambing di antara penghuni raga
Tak bisa bercerita ditengah warnanya kini
Aku menangisi semua kebodohan yang menjadi penyesalan
Sebuah sesal tak terlupakan perih didada
Sejenak merindukan bayangin
Akankah kita bertemu di batas senja