merintih daku dalam keheningan
mengenang akan jejak dan derap kakiku yang tiada henti
menepikah atau harus terus menuju ketempat yang tak ingin kutuju
aku bingung kini dan tak tahu
dimana dulu kebahagiaan yaang pernah singgah dihatiku
semua hampa terasa berlalu
takkan pernah ada lagi
Thursday, January 30, 2014
Saturday, January 25, 2014
hidup
menari diiringi nyanyian alam yang sayup
merenggangkan lengan ikut irama
dihamparan rumput yang ikut bergoyang
diantara langit dan bumi yang meratap
akan sebuah simfoni yang tak kunjung usai
inilah dia
merenggangkan lengan ikut irama
dihamparan rumput yang ikut bergoyang
diantara langit dan bumi yang meratap
akan sebuah simfoni yang tak kunjung usai
inilah dia
Wednesday, January 22, 2014
pejuang hati
akulah dia yang pernah hadir dimimpimu
akulah dia yang tak pudar ditelan malam
akulah yang tak lekang oleh waktu
karena aku sang pejuang hatimu
akulah dia yang tak pudar ditelan malam
akulah yang tak lekang oleh waktu
karena aku sang pejuang hatimu
perih
aku takut bersama bintang
aku tak mampu menghela awan dihatiku
aku tak berdaya mengejar sinar mentari
dan aku tak mampu untuk berdiri diantara jejak kakiku
karena aku terluka kini
sesaat kurasakan kelabu menghinggapi ronaku
sungguh aku tak bisa lagi untuk bertahan
aku telah musnah
takkan bisa bangkit untuk bertahan karena perih menghimpit hatiku
aku tak mampu menghela awan dihatiku
aku tak berdaya mengejar sinar mentari
dan aku tak mampu untuk berdiri diantara jejak kakiku
karena aku terluka kini
sesaat kurasakan kelabu menghinggapi ronaku
sungguh aku tak bisa lagi untuk bertahan
aku telah musnah
takkan bisa bangkit untuk bertahan karena perih menghimpit hatiku
Sunday, January 19, 2014
sakit
malam...
disaat engkau berlabuh dari pelarianmu
disaat engkau mulai menemani sepiku
disaat engkau juga harus bersamaku disini
engkau setia walau tak pasti indah
malam...
ingin kudendangkan lagu itu lagi
sebuah alunan ayat-ayat dunia yang tak gentar akan lara duka
mengubah bait demi bait menjadi sebuah syair yang halus gemulai
ditemani seroja melambai lentik alunannya
namun malam...
gelapmu membuatku tersandung derita yang berpesta pora diatas hidupku
ternyata rintik-rintik air mata sang bumi membasahi raga kecilku
membuat tubuhku kuyup tak tertahankan dan akhirnya jatuh
jatuh jauh kedasar bumi yang gelap gulita
dan berkumandang menyambutku
disaat engkau berlabuh dari pelarianmu
disaat engkau mulai menemani sepiku
disaat engkau juga harus bersamaku disini
engkau setia walau tak pasti indah
malam...
ingin kudendangkan lagu itu lagi
sebuah alunan ayat-ayat dunia yang tak gentar akan lara duka
mengubah bait demi bait menjadi sebuah syair yang halus gemulai
ditemani seroja melambai lentik alunannya
namun malam...
gelapmu membuatku tersandung derita yang berpesta pora diatas hidupku
ternyata rintik-rintik air mata sang bumi membasahi raga kecilku
membuat tubuhku kuyup tak tertahankan dan akhirnya jatuh
jatuh jauh kedasar bumi yang gelap gulita
dan berkumandang menyambutku
Friday, January 17, 2014
pasrah part 2
berlayarlah wahai perahuku menuju sang matahari terbit
berlayar ketujuan arah mana dikau kan membentangkan sayapmu
mengikut sang bayu entah kemana dia bertiup
biarlah semua apa adanya tanpa dosa
disaat badai kan datang menerpamu
jangan kau ragu tuk melawan walau hanya kau seorang
selama waktu masih mengiringi jejak kita
diantara suara gemuruh dan hentakan cakrawala di angkasa sana
tetaplah tegar selama engkau masih bernyawa
karena kita tak tahu kapn ini akan berhenti
sampailah kiranya kita disudut senja yang terang menyala
bagaikan fatamorgana yang tak terbiaskan oleh embun
disanalah kita akan menanti indahnya dunia ini
berirama dedaunan yang ikut menebarkan aroma basah semerbak di raga
tak hetinya mereka kan bernyanyi untuk kita kawan
berlayar ketujuan arah mana dikau kan membentangkan sayapmu
mengikut sang bayu entah kemana dia bertiup
biarlah semua apa adanya tanpa dosa
disaat badai kan datang menerpamu
jangan kau ragu tuk melawan walau hanya kau seorang
selama waktu masih mengiringi jejak kita
diantara suara gemuruh dan hentakan cakrawala di angkasa sana
tetaplah tegar selama engkau masih bernyawa
karena kita tak tahu kapn ini akan berhenti
sampailah kiranya kita disudut senja yang terang menyala
bagaikan fatamorgana yang tak terbiaskan oleh embun
disanalah kita akan menanti indahnya dunia ini
berirama dedaunan yang ikut menebarkan aroma basah semerbak di raga
tak hetinya mereka kan bernyanyi untuk kita kawan
Monday, January 13, 2014
engkau tak begitu
aku tetap akan disini walau aku mati
karena aku tak ingin berlari lagi
dan menghilang ditelan waktu begitu saja
akan kuhadapi dengan segenap cintaku yang membara dihatiku
karena kutahu engkau tak begitu padaku
jangan kau panah aku dengan api amarahmu
jangan kau bunuh aku dengan pedang cintamu
jangan kau akhiri semua dengan kepedihan hati
karena kutahu engkau tak begitu
biarkan cerita kita berakhir bahagia sayang
bahagia bersama seiring waktu yang akan memisahkan kita
karena kita akan musnah jua akhirnya ditelan bumi
karena aku tak ingin berlari lagi
dan menghilang ditelan waktu begitu saja
akan kuhadapi dengan segenap cintaku yang membara dihatiku
karena kutahu engkau tak begitu padaku
jangan kau panah aku dengan api amarahmu
jangan kau bunuh aku dengan pedang cintamu
jangan kau akhiri semua dengan kepedihan hati
karena kutahu engkau tak begitu
biarkan cerita kita berakhir bahagia sayang
bahagia bersama seiring waktu yang akan memisahkan kita
karena kita akan musnah jua akhirnya ditelan bumi
pusara cinta
bernama sesuatu
diantara bayang-bayang kelabu yang semakin temaram
berarak seperti awan yang berlarian kesana kemari
menghujam jauh kedasar hati yang terdalam
semua musnah...
bersama malam yang ingin bercerita tentang pedihnya yang tak kunjung usai dimakan waktu
pilu hatinya mendamba sang kekasih tak pernah datang kemimpi yang semakin gelap
setiap waktu hanya menanti dan menanti tak pernah berhenti mengharap
walau ternyata........
semua hanyalah ilusi yang tak terbiaskan cahaya putih
semua palsu
dan kini hanya meratap kekasih yang tiada entah kemana
sendiri terhenyak di penghujung senja
bersama dengan sang waktu yang bermain disampingku
mendengarkan nyanyian pilu riak-riak air yang ikut bersedih
aku tertanam bersama cerita cintaku yang tak pernah berakhir
diantara bayang-bayang kelabu yang semakin temaram
berarak seperti awan yang berlarian kesana kemari
menghujam jauh kedasar hati yang terdalam
semua musnah...
bersama malam yang ingin bercerita tentang pedihnya yang tak kunjung usai dimakan waktu
pilu hatinya mendamba sang kekasih tak pernah datang kemimpi yang semakin gelap
setiap waktu hanya menanti dan menanti tak pernah berhenti mengharap
walau ternyata........
semua hanyalah ilusi yang tak terbiaskan cahaya putih
semua palsu
dan kini hanya meratap kekasih yang tiada entah kemana
sendiri terhenyak di penghujung senja
bersama dengan sang waktu yang bermain disampingku
mendengarkan nyanyian pilu riak-riak air yang ikut bersedih
aku tertanam bersama cerita cintaku yang tak pernah berakhir
Saturday, January 4, 2014
pasrah
barisan doa yang kulantunkan lewat hati kecilku
menghantarkan segenap rasa yang berbaur menjadi satu didalam kalbu
mengheningkan raga yang terlena dan terlelap di buaian sepi
menyatukan segala hasrat yang terendap dalam lara
semua hening
menyatu
tenang tak terbatas waktu sedetikpun tak tersesakkan menit detik yang menghampiri
indah bagaikan fatamorgana diatas prahara bersatu
bagaikan alunan lagu yang menggetarkan jiwa
berontak diantara hati yang ingin bebas
namun apa dayaku kini
menghantarkan segenap rasa yang berbaur menjadi satu didalam kalbu
mengheningkan raga yang terlena dan terlelap di buaian sepi
menyatukan segala hasrat yang terendap dalam lara
semua hening
menyatu
tenang tak terbatas waktu sedetikpun tak tersesakkan menit detik yang menghampiri
indah bagaikan fatamorgana diatas prahara bersatu
bagaikan alunan lagu yang menggetarkan jiwa
berontak diantara hati yang ingin bebas
namun apa dayaku kini
semangat merahku
tersenyumlah merahku jiwa ragaku bersama iringan sang bayu yang berkelana
menghantarkan sejuta rasa yang tak terukir di dinding alam
membara bagaikan sinar kejora yang tak kunjung padam
memancar indah sempurna di haribaan bumi sentosa
tiada tara alunan nadaku
embun pagi membasahi ronaku berjuang diantara geliat raga tertatih
tak ingin rasanya daku disini saja
aku ingin bebas dan menghentakkan sayap kecilku
dan membumbung tinggi ke angkasa dan tak kembali lagi
tak kembali tuk mengenang semua kepahitan yang tertinggal
karena aku bukan bayang-bayang semu
menghantarkan sejuta rasa yang tak terukir di dinding alam
membara bagaikan sinar kejora yang tak kunjung padam
memancar indah sempurna di haribaan bumi sentosa
tiada tara alunan nadaku
embun pagi membasahi ronaku berjuang diantara geliat raga tertatih
tak ingin rasanya daku disini saja
aku ingin bebas dan menghentakkan sayap kecilku
dan membumbung tinggi ke angkasa dan tak kembali lagi
tak kembali tuk mengenang semua kepahitan yang tertinggal
karena aku bukan bayang-bayang semu
Subscribe to:
Posts (Atom)