Tuesday, April 26, 2016

Bidadari hati

Berjuta aral melintang menghalangi
Mengikuti jejak langkah sucimu
Hantui segenap cerita kan kau utarakan
Tak terhitung lagi waktu terurai menjadi benang kusut
Takkan sanggup jua hatiku melihatnya
Lihat segala prahara kunjungi mu
Seakan abadi menjadi bayang bayang hidup mu
Namun kau tak bergeming sedetikpun
Seakan itu semua lengkapi cerita yang akan terucap dari bibir
Menyempurnakan daftar yang kau tulis di kalbu hatiku
Beranjak seiring waktu yang kan setia mengikutmu
Segala mara akan kau bawa dalam genggaman tangan kecilmu
Berjuta ayat kau lantunkan merdu semerbak
Seakan menjadi penyelamat sejati
Tak tergantikan oleh apapun

Saturday, April 16, 2016

Tak takut

Aku tak takut sepi
Aku tak takut gelap
Aku tak takut temaram
Tak juga kepada sang dewa mimpi
Biarlah daku dicaci
Bersama jutaan rintik rinai hujan menemani
Duduk berdiam diri di sudut malam
Merayap bagaikan sebongkah borok
Dihantam badan yang gagah perkasa
Semakin meringkuk mengecil menjadi hancur
Aku tak takut

Sang pemimpi

Terukir nyata di penghujung sepi
Bala tentara berdiam diri
Menyusuri jejak kaki tak bertuan
Menghamba diatas nestapa
Berpadu diantara kelamnya kisah pilu
Serentak teriakan menghentak seluruh jiwa keriput
Gemetar menerjang
Terperosok kedalam gelapnya gulita
Takkan sanggup tuk bernada
Nyanyian malam pun mengiringi perjalanan ini
Senandung puas mengejek kalbu
Raga terkapar jiwa terkurung
Sejenak Menghamba diantara dua sisi

Monday, April 11, 2016

Sang cahya

Pernah kah engkau wahai sang perahu
Meniti derasnya arus yang menghanyutkan mu
Adakah engkau menari wahai bayu ketika
Dirimu ditiup seperti serbuk sebiji
Mengerti kah kau akan sebuah arti ceritanya seorang yang bertelut
Menundukkan wujudnya ke bumi
Berlindung bersama dedaunan berguguran tetapi gelombang tak bersua jua semuanya berpijar indah membakar raga
Aku tak mengapa

Lelah

Tak terhitung waktu telah berlalu kini
Meninggalkan sejenak bayang semu
Diantara reruntuhan puing puing ego yang tercipta olehnya
Membuat lubang menganga dihati kecilku
Gelombang emosi kian menghantui
Menerjang raga busuk ternoda debu emosi
Berbaur diantara temaramnya cerita dunia ini
Sejenak aku kan berhenti meniti jalan ku
Berdiam diantara dua jurang yang membentang luas
Ketika asa pun enggan menghampiri
Jeritan pun seakan menjadi nyanyian merdu
Takkan usai penyiksaan batin ini
Dihantam oleh gelombang badai
Seperti fatamorgana yang berlari mengejar kemana ku melangkah
Hingga ku sembunyikan diri diantara tebing tebing kepalsuan
Mencemooh dakuu yang tak guna
Menolak untuk melindunginya dan pasrah