ketika angin berhembus sayang
dia kan bercerita kemana dia perginya tadi
mungkin disana terselip sebuah kisah hatimu yang kini beku oleh waktu
apakah itu ada kau rasakan sayang
berjuta bintang yang bertaburan di jagad raya sana
berbaur bersama mimpimu yang entah dimana kini
menyatu dalam gelap gulitanya hati yang sempurna berbalutkan malam kelam
Saturday, January 31, 2015
Sunday, January 11, 2015
putus asa
disaat semua batasan menjadi kabur dan berubah ilusi
apakah itu salah dan durhaka?
berdosakah diriku jika setiap kata tak bermakna dan usang dimakan waktu?
mengapakah harus seirama semua arahan bayu tak berpaling sedikit pun jua untuk menentang waktu
aku melawan nirwana dalam batin yang terkungkung oleh gelapnya malam
dan jikalau bintang pun enggan menari untukku tak mengapa cukuplah bayu yang menelisik telingaku
dan akan ku dengar bisikannya
biarlah aku menangis tanpa air mata lagi karena aku pun tak ingin mennyanyi lagi
apakah itu salah dan durhaka?
berdosakah diriku jika setiap kata tak bermakna dan usang dimakan waktu?
mengapakah harus seirama semua arahan bayu tak berpaling sedikit pun jua untuk menentang waktu
aku melawan nirwana dalam batin yang terkungkung oleh gelapnya malam
dan jikalau bintang pun enggan menari untukku tak mengapa cukuplah bayu yang menelisik telingaku
dan akan ku dengar bisikannya
biarlah aku menangis tanpa air mata lagi karena aku pun tak ingin mennyanyi lagi
sepucuk surat buat Tuhan
buatmu pencipta hatiku
menyalakan seribu nyawa terpakukan oleh hati yang tulus ikhlas
disetiap waktuku selalu memujamu senantiasa
tiada aral yang mematahkan segala semangat mudaku dalam mengarungi
dan mencari arti kehadiranmu didalam tubuhku
yang mampu mengguncang naluriku mengejar setiap asa yang kau turunkan
bergetar asa dalam pelukanku
kepadamu sang pemberi jiwa
menengadah ronaku melihat guratan tangan indahmu
tak kuasa bibirku mengucap sebait kata
diantara batas sadarnya yang seolah hilang akal
takkan pernah lagi terlihat sempurnamu selamanya
maha dahsyat
dan akhirnya hatiku pun mengucap dengan lirih
kututp semua pembicaraan kita dengan hikmad dalam keheningan
menyalakan seribu nyawa terpakukan oleh hati yang tulus ikhlas
disetiap waktuku selalu memujamu senantiasa
tiada aral yang mematahkan segala semangat mudaku dalam mengarungi
dan mencari arti kehadiranmu didalam tubuhku
yang mampu mengguncang naluriku mengejar setiap asa yang kau turunkan
bergetar asa dalam pelukanku
kepadamu sang pemberi jiwa
menengadah ronaku melihat guratan tangan indahmu
tak kuasa bibirku mengucap sebait kata
diantara batas sadarnya yang seolah hilang akal
takkan pernah lagi terlihat sempurnamu selamanya
maha dahsyat
dan akhirnya hatiku pun mengucap dengan lirih
kututp semua pembicaraan kita dengan hikmad dalam keheningan
Subscribe to:
Posts (Atom)