Wednesday, February 26, 2014

palsu

adakah yang harus hilang disaat engkau bermimpi
menari-nari diantara cahaya yang terbiaskan oleh sinar kemilau
menorehkan sejuta tanda tanya yang tak berujung duka
apakah nyata?
memaksa raga untuk bergeliat seiring waktu menemani dan ingin menjatuhkan
sesaat jiwaku hening tak bergerak diantara suara waktu yang kian gemerisik merdu
menghantarkan hasratku bermain diantara rerumputan hijau nan murni nian

maafkan

maaf jika membuatmu terluka
maaf jika membuatmu menangis
maaf jika membuatmu merintih
dan maaf jika membuatmu hancur
semuanya diluar naluri jiwaku
yang hanya berselubungkan amarah semata
tak bertepi untuk mengingat lagi
sesaat melambungkan segala hasratku
menghancurkan setiap cerita bak kepingan cermin yang runtuh
aku tak sengaja
aku hanyalah seorang saja yang berkelana

Sunday, February 23, 2014

terluka

ceritaku belum usai denganmu sobat
namun engkau sudah mengakhirinya
menutup kata terakhirku yang takkan pernah keluar  lagi dari bibirku
semua kelu kini bersama bayang-bayang asamu yang ternyata tak bernyawa
menghantam ragaku dan menciptakan jurang pemisah antara apa yang terlihat oleh mata
semuanya sendiri kini
hancurlah cerminku yang telah kutata dahulu
meninggalkan bekas yang teramat dalam
semuanya harus berhenti disini saja dan tak pernah lagi untuk diceritakan ataupun disimpan dalam bingkai kenangan kita

dan

menanjak sebuah kata tak berujung
diantara pembatas sebuah kalimat
bertepikan kalbu yang indah
seirama syahdu warnanya
berawalkan sebuah simfoni berlukiskan memory hati
meraung diantara kata yang keluar berantai
menciptakan fatamorgana sempurna

Monday, February 10, 2014

indah

berlarilah wahai bayu yang tak gentar menghadang
halau segala  sesak yang mengitari jiwa
takkan pernah berhenti untuk menari dan menyanyi diantara indahnya ceritamu
berteriaklah wahai ombak yang berkejaran dipantai
hadang segala amarah yang mengungkungmu
janganlah engkau berhenti menari dan meneriakkan semangatmu diantara tebing dan karang
karena engkau sang pemenang sejati yang takkan pernah diam
bersenandung riang diantara segala jiwa yang berkeliaran bak bintang dilangit
tak usai kerlap kerlipnya dimakan usia
semua dan semau hati berirama ria

sahabat

untukmu yang selalu kukenang
yang selalu terngiang dikalbu yang terdalam
takkan usai cerita untuk mengulang semua ilusi yang menjadi fatamorgana
takkan berhenti angin untuk menggoyahkan semangat di dadaku
karena semua akan berakhir
walau aku enggan berteriak
menghempaskan segala rasa yang telah lama kupendam
ingin rasanya kucabik-cabik derita yang menghimpitku
agar engkau tahu aku akan ada disaat engkau tiada
sedih nian hatiku yang lara kini
bersenandungkan kesepian yang tiada tara
takkan pernah lagi kulihat seraut wajahmu teman
tiada lagi canda yang pernah terjalin
semuanya hilang dan tak berbekas lagi
namun engkau adalah senagian jiwaku