Saturday, August 17, 2019

Say

Say
Hari ini penuh dengan cerita mereka yang tak pernah berujung
Penuh akan intrik yang semakin mengguning
Tak berhenti walau telah berada di titik akhir
Mereka tetap angkuh

Say
Apakah kau melihat mereka merayuku
Menyentuh ragaku seakan aku dewa yunani
Lihatlah lidah mereka terjulur menjijikkan
Aku hanya diam tanpa bisa beranjak
Mereka bagai medusa yang menghimpit dengan penuh muslihat
Lembut dan mematikan akhirnya
Mereka semakin dalam membelit

Say
Bisakah kau membawaku pergi
Lewati waktu yang serasa tak berhenti kini
Ataukah aku yang telah mati rasa sendiri
Menjauh dari mereka yang bernafsu mengoyakkan ragaku
Kau takkan percaya mereka itu jahat
Mereka indah penuh sensasi menegangkan syaraf
Dunia takluk ditangannya
Aku tak ingin mati

Say
Segeralah mendekat
Jangan berlama lama
Atau aku akan mengering merindukan oase
Aku gersang tanpa setitikpun embun melintasi
Pelangi membuatku silau akan tipuannya
Tak bisa kusentuh walau berada didepan netraku
Aku semakin lemah

Say
Bergegaslah
Aku semakin kedinginan
Aku semakin kaku
Aku tak bisa lagi merasakan ragaku
Cepatlah
Say

Tuesday, August 13, 2019

Sang pemimpi

Pernah kau kau menangis ketika kau tertawa
Ataukah menangis dikala senja temaram mendekat
Ketika angin merayumu dengan lembut namun tak bisa kau genggam
Ataukah cahaya diatas sana yang tersenyum tapi tidak padamu pernahkah

Apakah kau bisa merasakan setiap kisah yang terjadi namun tak bisa kau genggam di hatimu ataupun mimpi sekalipun menghindar darimu
Ataukah mereka hanya berlari melintasi namun tak singgah dihadapanmu kini
Sumpama waktu yang katanya setia padamu ternyata meninggalkanmu dikala gelap tiba
Pernahkah

Siapakah mereka yang kau sebut teman
Siapakah mereka yang memanggilmu saudara
Ataukah mereka keluarga tak bernamamu
Hadir disaat detik terakhirmu memeluk asa
Apakah itu yang kau sebut cinta?

Kapan aku dan kau menjadi kita yang bergandengan melawan hari
Sejak kapan bintang kau sebut bersahabat dengan rembulan
Ataukah air melindungi api yang berpijar
Samakah mereka seperti awan dan mentari disana?
Sepanjang hari yang semakin tua dan membungkuk
Tak mampu lagi membelai dan menggodamu
Dia meremukkan tulangmu dan membuatmu terlelap dalam pergumulanmu seorang disana
Hancur tak bersisa jika kau tetap bertahan
Apakah itu mimpimu yang kau ukir selama ini diatas harapan??
Ataukah kau berkisah kau adalah korban dunia
Dan meraung seolah kau pemenang sidang hakim yang akan bertelut padamu nantinya?
Apakah itu khayalanmu?

Sunday, August 11, 2019

Sebatas rindu

Ketika kutanya bintang kenapa dia bersedih
Ternyata rembulan berkhianat padanya
Ketika kutanya rembulan kenapa dia bersedih
Katanya mega jahat padanya
Apakah salah awan ataukah mentari yang egois berpindah haluan
Mereka tak menjawab
Sudahlah

Ketika aku bertanya pada pohon kenapa dia bersedih
Jawabnya dia kehausan akan air mengalir
Mengapa air tak mengalir katanya awan tak mau mendekat lagi
Hanya sebatas memberi harapan palsu
Angin sepoi sepoi tidak membuatnya lega tapi semakin mencekam
Aku bertanya lagi pada air kenapa dia tak mengalirkan berkatnya
Dia bersenda gurau dan menyalahkan matahari yang terlalu panas
Apakah matahari adalah jahat
Aku tak tahu
Sudahlah

Kenapa pohon bersedih
Mengapa air tak lagi segar
Mengapa angin tak lagi lembut
Apakah itu hanya sebuah kisah penutup malam?

Mengapa bulan tak lagi cerah
Mengapa bintang semakin suram
Mengapa matahari semakin jahat
Apakah mereka berdusta pada mahkluk di jagad raya?

Akh sudahlah

Mereka tidak menyalahkan makhluk lainnya
Mereka tak mencari kesalahan
Hanya rindu kepada kehidupan sebelumnya
Tak tahu kapan akan kembali segar
Apakah reinkarnasi menjawab ataukah tinggal sebuah nama
Aku pun tak tahu
Ahh sudahlah