Monday, December 23, 2013

syukur

ucapkan selamat malam pada jingga yang menghantarkan jejak langkahmu
biarlah lewat terpaan dan bias cahyanya kan memberimu kelegaan tiada tara
menghapuskan segala sesah yang boleh menghampiri setiap amarah yang mekar bagaikan bunga bakung
menghentak hentak langkahkanlah kedua kakimu mengikut arah kemana dia berlalu
tiada hentinya bersenandung kesepian yang tiada pernah putus-putusnya kau lagukan

berserilah wahai rembulan yang kan menemaniku nanti
diantara tarian sang bintang yang mengitari ragaku ditengah kerlap-kerlipnya
walau kecil tak kan pudar dibiaskan sang kelam
hanyalah bertemankan kebahagiaan sajalah diriku nanti disini
takkan ada kelabu yang menghampiriku hanyalah seperti mimpi buruk yang berlalu bagaikan prahara
ku bahagia sajalah untuk sesaat yang kurasakan sekarang ini

Saturday, December 21, 2013

catatan kecilku

embun kepagian menembus ragaku menghantarkan semerbak aroma basah
melilit bagaikan seorang putri malu yang menggigil menghiba
menerpa belukar yang menghimpit dan membuatku tak berdaya
sesaat kumenengadah ke langit yang bertaburkan awan-awan putih yang berarak kian kesana kemari
berlarian tiada hentinya dan tak pernah berharap kan selesai sejenak
walau harus menghancurkan semua impian yang dituliskan
hanyalah sepi yang kan ada dan selalu ada tertata rapi disana
tidak tahu sampai kapan kan terbuka dari sudut kesepian yang menghimpit

Saturday, December 14, 2013

lemah

bakarlah daku wahai mentari di atas
biarkan apimu memusnahkan segala titik nadiku
menghapus  semua bentuk dan rupaku kini
karena ku tak tahu bagaimana
mengisyaratkan akan sebuah kebahagiaan jiwa yang lara
bertumpu pada jalan yang gelap
diantara batas-batas alam yang melingkupi segala cerita sehari yang tiada usai
hanya membuat sebuah prahara yang bergerak cepat di dadaku
ingin berlari secepat kilat di angkasa tapi ternyata tak sadar daku jika aku hanyalah secuil kapas putih metah
mengharap awan kan menyembunyikanku dibalik kabut tebalnya
dan senantiasa tiada kecemasan lagi

Sunday, December 8, 2013

senandung rindu

nyanyikanlah nyanyikanlh wahai burung di angkasa
seuntai rasa rinduku pada dirinya
betapa ku sangat mengamini ingin bertemu disana
diantara sinar yang terpancar cerah di langit biru

alunan nada yang mengalun merdu memanggil sepi
dedaunan ikut bergoyang diiringi rerumputan nan gemulai menari
menceritakan akan sang kekasih hati yang tiada kesampaian dimana gerangan?
bertalu-talu genderang hati melonjakkan suara menghentak raga
seirama dengan senandung yang tiada henti untuk mencari
bertemu sapa diantara batas alam yang samar-samar
aku rindu

Monday, December 2, 2013

waktu

tersenyumlah mentari diatas sana
tersenyum walau panasnya membakar jiwa
tiada henti menyinarkan auranya yang pasti
hingga sang waktu menjemputnya
bermain diantara arak-arakan awan putih nan suci
gemulai nian gerakannya seperti putri kahyangan
lembut bak sutra keindahannya

menghitung waktu apakah pasti?
bermain dengan angkasa luas apakah bisa
ditemani bumi bergerak apakah nyata
apakah itu bisa?
apakah itu nyata?
apakah itu kiasan semata?

hampa

aku lelah
aku lemah
aku letih
aku lesu
aku lunglai
aku lumpuh
aku tak bisa

diam
sepi
sunyi
tentram batin menyentuh raga
menyatu bersama nyanyian pilu
metamorfosa diatas luka yang belum kering
seirama alunan lagu kesepian

amarah yang terucap
menghantarkan sejuta rasa bersalah di dada
tak bisa apa-apa disaat sunyi hati