Tuesday, July 28, 2015

Pelangi senja

Tertata sebuah maha karya sang agung
Diantara pesona gemulai cahaya temaram
Membuat kilauan sinar menerpa lembut
Bercerita bersama rintik rinai sang hujan
Sejenak kalbuku menari
Meronta akan sebuah kebebasan nan abadi
Walau indah namun tak pasti jua ku bertahan

Monday, July 27, 2015

Hujan

Rintik rinaimu bertaburan kebumi
Jatuh dengan lembut seirama merdu
Menghampiri raga terbungkus secarik kain
Meringkuk dalam indahnya alunan nadamu
Beranjak pun seakan tak kuasa
Ingin rasanya kau selalu menemaniku disini
Bercerita akan nostalgia yang tlah usai dimakan waktu
Menggetarkan jiwaku yang gersang selama ini
Bagaikan sebuah alunan lagu yang menyayat nadi
Menghayati akan setiap arti irama sendumu
Membawa ku jauh ke dasar mimpi yang tak berujung
Terjebak diantara ilusi yang menikam bayu
Namun kau tak berubah dengan suara indah menghanyutkanmu yang mampu membuat hatiku terpesona
Disini ku selalu menanti setiap untaian cerita

Saturday, July 25, 2015

Sang pagi

Embun di pagi buta
Merona menebarkan aroma basah sejuk semerbak nan memukau
Menghampiri sejuta mayang keelokan
Menghaturkan rasa untuk berucap dalam kalbu akan sebuah arti kehidupan
Diantara indahnya suasana bergerak gemulai
Bias rona  sejuk menggelitik kalbuku yang terkurung dalam kebekuan hati
Serentak nadiku berdenyut merdu

Friday, July 24, 2015

Air mata

Biarkan...
Biarkan air mata kan datang
Biarkan duka menghampiri
Kan ku sambut dengan hati nan pilu
Berdiri tegak menantang gelora
Bertemakan kesepian dalam amarah
Kan ku hela sang bayu
Yang datang membawa warna segar
Tak lagi ku ingin bercerita
Diantara gelap ataupun temaramnya hati
Betapa hatiku takkan pilu
Ketika ku genggam sebuah asa
Ternyata dia kering menyentuh ujung jariku
Menorehkan seribu sesal tak berujung
Seakan ku tak pantas menghampiri bahagianya duniaku
Dan kini
Diantara bebatuan yang angkuh nan tangguh
Disini aku berdiam diri dan akan menguburku bersama cerita yang usang dan usai

Wednesday, July 15, 2015

Senja

Lihatlah...
Ketika  senja disana terbakar oleh cahaya
Menciptakan fatamorgana yang nyata
Seakan ingin menghentikan laju sang waktu
Bertaburan menyilaukan  pandangan mataku
Enggan jua ia beranjak
Tak ingin lekang oleh sang waktu yang abadi
Seperti meratap di tengah kegelapan malam
Tak ingin berakhir secepat itu
Tapi ternyata...
Sang cahaya pun pergi meninggalkannya
Membuat kebisuan menghampiri
Sang kegelapan pun meraihnya perlahan
Dan ia akan terkubur dalam kepalsuan

Monday, July 13, 2015

Pagi berkabut

Tak kah kau rasakan
Aroma basah menusuk hidungmu
Kesejukan alam menyelimuti ragamu
Disekujur penghuni dunia bak sutra kelembutan
Penuh pesona menghampiri
Tak kuasa ku menolaknya
Sejenak aku tersadar dari mimpiku
Melihat sekeliling dan merenungkan semua
Bagaikan fatamorgana ternyata hidupku
Berdiri tegak diantara dua ilusi yang penuh godaan
Ketika kucoba tuk melangkah semua berteriak meninggalkan langkah kakiku
Palu menghantam setiap cerita itu

Kisah di ujung senja

Bagaikan sebuah anak panah yang lepas dari busurnya
Menancapkan tajamnya jauh kedalam
Meninggalkan jejak luka yang tak terkira aduhai sakitnya
Bagaikan tak bernyawa sekujur tubuh kecilku
Diterpa angin yang elok pun tak kuasa
Memeluk dalam gelapnya hati yang duka lara
Sejenak tersadar akan pilu dan sedih hatiku berkepanjangan seperti kemarau yang gersang
Betapa hatiku tak pilu
Melihat terang meninggalkan daku
Tersudut dalam kegelapan yang penuh intrik
Tak bisa apapun jua akhirnya
Dan malam pun menelan ku perlahan

Sunday, July 12, 2015

luka

Sejenak nadiku berhenti mengalir
Meninggalkan jejak luka perih tak tertahankan
Menorehkan sejuta kisah lama yang terulang kembali
Bertaruh melawan hatiku yang hancur
Bagai sebuah siluet di tengah padang gersang
Ketika jiwaku lemah dan semakin rapuh membuat semuanya samar
Emosiku berhenti untuk berdiam diri dan mulai tertawa di sudut sepi
Melihat ku diam tak melawan takdirku
Hanya gelapnya sinar yang kan menaungi jiwa ragaku dan selalu membuat ku menjadi sebuah hati yang ragu akan sebuah arti hidup