Tuesday, September 10, 2019

Menanti cahaya

Aku pernah berlari dan terjatuh
Memeluk bumi pun ku tak mampu
Dunia tak mengizinkan daku tertawa sejenak
Apakah topengnya mulai usang dan rapuh
Dan menunjukkan bopengnya hati yang bertaburan kepalsuan
Akankah amarah nantinya melumatku bagai seonggok sampah tak berguna
Ataukah pijaran cahaya ikut membakar dan membuatku hitam membara

Aku pernah tertawa walau ternyata itu tak ikhlas
Tertawa bagai si bodoh yang siap dipasung membodohi jiwa
Berharap itu hanyalah sebuah simfoni penghantar lelapnya situbuh ringkih ketika malam tiba
Menari diantara serpihan serpihan tajamnya lidah menusuk sanubari
Tapi aku tetap menantinya

No comments:

Post a Comment